Kamis, 31 Agustus 2017

Dipertemukan Tuhan?


Postingan ini akan menjadi yang pertama di blog ini walaupun udah satu tahun yang lalu aku buatnya, tapi baru malam ini mau share apa yang aku rasakan saat ini. You might think this is cheesy but this is my genuine feeling, beeuuuhh...

Kata orang tidak ada yang namanya kebetulan, semua yang terjadi karna izin Tuhan dan aku yakin itu. Kalau aja hari itu si mama nggak tidur siang yang sangat panjang macam hibernasi dan akibatnya melek sepanjang malam, mungkin aku nggak akan memulai untuk nulis di blog

Sekitar jam 10 malam, mama ngajak ke rumah belakang alias kontrakannya cuma buat ngecek aja kalau ada anak kost yang mau bayaran soalnya udah menjelang akhir bulan, nggak deng nggak gitu, itu akibat tidurnya terlalu panjang jadi bosen di rumah eh aku kena imbasnya, disuruh nemenin, yasudahlahya mumpung di Jakarta entar kalau udah jauh malah kangen sambil nangis ala drama korea. Ternyata dipojokan rumah kost udah ada beberapa pria lagi pada ngumpul, dah eh eh eh, kok jadi ah eh ah eh sih aku, eh ada si papa juga disitu udah asik ngobrol sama anak-anak muda, gaul nih si papa...

Tadinya sih kita cuma mau cari-cari angin aja nggak ada rencana mau ngbrol, eh dari yang awalnya cuma basa basi sambil berdiri lama kita jadi ikutan duduk bareng mereka ngobrol sampai sekitar jam 1 pagi. Dan kata papa, si pria batak yang duduk di pojokan itu ternyata teman sekantornya sepupuku. Okay sampai di sini masih biasa aja, nggak ada getaran, apalagi deg-degan tingkat dewa. Ngobrol ini itu panjang lebar dan kesimpulan yang bisa gue tentang pria itu: dia sosok yang baik akhlaknya, beriman dan cerdas! 

Setelah itu aku pulang sama si mama karna udah ngantuk juga ya, yaiyalah jam 1 PAGI gaes... dan masih biasa aja, nggak ada feeling cuma terpesona, tapi sedikit doang lagian aku pikir itu pertama dan terakhir kali kita ketemu. Eh ternyata sabtu depannya dia datang ke rumah sama temannya cari kamar kost tapi untuk temannya itu. Yang buat aku kesal adalah dia panggil aku 'MBAK', yaolloh si batak ini panggil aku "MBAK", bener- bener deh, nggak bisa apa lebih manis dikit manggil 'adek' gitu (ngarep).  Yaudah pokoknya cuma percakapan singkat aja sih habis itu dia pergi.

Beberapa hari kemudian pas aku nggak di rumah, temannya yang ngekost di belakang itu datang ke rumah dan ternyata dia jadi 'messenger' salam dari si batak itu yang belum kutau siapa namanya buat aku... HAH BUAT AKU? Aku aja sampai melongo, hidung melebar tapi hati agak berbunga-bungalah pas sampai di rumah terus si mama bilang salam berantai itu ke aku, perasaan ekspresinya si batak itu biasa aja, datar, nggak menunjukkan sama sekali indikasi ketertarikan. 

Seminggu setelahnya aku udah balik ke Australia, tapi masih kepikiran salam yang waktu itu. Kuwhatsapplah sepupuku yang teman sekantornya si pria batak itu. Seperti orang Indonesia pada umumnya percakapan dimulai dengan kalimat "apa kabar", nanya ini itu, sampai pada titiknya "lo masih kerja di ***" buat mancing sih sebetulnya hehehe, dan dia bilang "kawanku main ke rumah ya. si ***", yes aku tahu akhirnya namanya siapa tapi nggak usah dipublish disini deh hehehe soalnya belum official... terus yang bikin senyum-senyum sendiri pas dia bilang "dapat salam Yo". Sampai di sini mulai kepikiran untuk memberikan positive feedback tapi masih berpikir antara iya dan tidak.

Satu minggu kemudian, kuberanikanlah diri ini nanya ke sepupuku itu begini, "temanmu itu masih single?" dan ternyata dia bilang iya, dalam hati bersyukur tuh. Singkat kata sepupuku ngasih nomor hp ke dia, dua hari kemudian dia whatsapp aku, IYA DIA, SI BATAK ITU! tapi sekarang dia panggil dengan sebutan 'adek' (akhirnya tercapai juga), lalu kupanggillah dia 'abang', intinya sekarang udah 1 minggulah kita berkomunikasi melalui media whatsapp baik itu chatting maupun telepon. Orangnya seru, open minded, menyenangkanlah hehehe... 

Siapa yang akan menyangka kalau liburan kali ini ternyata akan memberikan hal yang berbeda, sama sekali nggak terlintas sedikitpun, tapi aku yakin inilah berkat manis dari Tuhan yang patut disyukuri dan dinikmati.